Thanks to photo editing and stuff. Shit gets real. Sudah seminggu lebih sejak diadakannya Bandung Japan Festival. Tidak dapat dipungki...

Event Review - Bandung Japan Festival

Thanks to photo editing and stuff. Shit gets real.
Sudah seminggu lebih sejak diadakannya Bandung Japan Festival. Tidak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu j-event terbesar (atau malah yang paling besar) di Bandung. Didukung oleh setidaknya tiga lembaga Jepang, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, event ini mengusung tema kearifan budaya lokal Bandung yang dipadukan dengan budaya Jepang. Mereka bahkan punya maskot bernama "Mala" yang mencerminkan itu. 

Lebih dari 20 stand komunitas lokal ternama ada di sini. Sebut saja AMAJI, ONE OK ROCK Indonesia, LiSa Indonesia, Kameko, Gundam Front Pasundan dan beberapa lainnya. Organisasi yang terbilang besar pun ada, seperti Japanese Music Radio dan KAORI Nusantara. Tidak lupa juga ada doujinshi market dan tentunya stand-stand food and beverages. Di samping beberapa lomba yang diadakan, beberapa bintang tamu pun siap menghibur penonton, di antaranya adalah Lunar Cosplay Team, Fairytails, LIVERA, SILOKA, Sweetyard, WISH, dan Lumina Scarlet. Saking banyaknya yang tampil, ada dua panggung di event ini; main stage dan mini stage. Main stage dipandu oleh duo MC eksentrik, siapa slagi kalau bukan Kimchi Team.

Tidak ketinggalan, gue dan temen-temen di komunitas Daishiku UPI pun hadir di acara ini. Sunoto, temen gue dari grup BoR juga ikut dateng. Di sana gue juga nggak sengaja ketemu sama dua makhluk anggota Community of Final Fantasy Indonesia (CoFFI). Berikut ini beberapa foto suasana event yang diselenggarakan hari Minggu, 26 Oktober 2014 itu. Beberapa di antaranya nggak berdasarkan kronologi, bahkan kalau mau diurutkan, foto pertama ini adalah aksi panggung terakhir di BJF. So yeah, mostly we are going backward with the photographs.

Fairytails, salah satu band ternama yang sering diundang di berbagai j-event. Surprisingly, mereka membawakan tujuh lagu. Cukup banyak, termasuk lagu mereka sendiri dan encore. Sepertinya kebanyakan lagu yang mereka bawakan adalah cover lagu-lagu ONE OK ROCK. Karena gue udah lama nggak dengerin lagu-lagu ONE OK ROCK, lagu yang gue kenal pas mereka tampil cuma "Deeper Deeper" dan "The Beginning".  Penampilan mereka sangat total sebagai closing act.
Lumina Scarlet on stage. Gue bukan penggemar idol group secara khusus, tapi di penampilan kali ini gue bisa bilang kalo mereka banyak perkembangan sejak gue pertama kali liat penampilan mereka yang jadi opening act Miku di ITB tahun lalu. Waktu itu mereka masih indie. Dan kostumnya pun belum semeriah ini. Terakhir gue liat mereka penampilan mereka di Nihon No Matsuri Telkom. Di Osaka Study Abroad Fair juga mereka tampil, cuma gue nggak liat. Di sela-sela penampilan, mereka memberi tahu bahwa mereka sekarang sudah masuk major label. Well good for you then.
Lightstick madness.
Orang yang pake baju item di sebelah kiri itu katanya pencipta PlayStation pertama di dunia. Crowd pun pada 'nyembah'.
LIVERA on stage. Mereka ngebawain lagu Memeshikute dari Golden Bomber, Unravel yang jadi OST Tokyo Ghoul, dan Aitakatta yang dimedley dengan Manuk Dadali. Vokalis dan guest vokalisnya punya gaya yang eksentrik. Pas banget ngebawain lagunya Golden Bomber.
Si cepot yang paling banyak dapet tepuk tangan.
Digmon, Nico, Yahiko, Kenshin, Kakashi. Digmon keren anjir.
Sayangnya gue lupa nama band ini, pokoknya dari 'R'. Lagu pertama yang mereka bawakan adalah sebuah lagu angura kei (Ya, yang nyanyinya bisik-bisik itu, lho). Entahlah, mungkin lagunya Diru. Lagu kedua mereka rencananya adalah "Gather Roses" dari SCREW. Waktu sang vokalis bertanya pada crowd siapa yang tau lagu itu, cuma gue yang tunjuk tangan, lol. Tapi entah karena durasi atau semacamnya, mereka tidak jadi membawakannya. Kemudian mereka lanjut membawakan lagu "Vortex" dari the GazettE (which is pretty amusing) dan lagu mereka sendiri.
Seperti yang gue janjikan, di event kali ini gue berkesempatan untuk menurunkan project Slender Man yang pernah muncul di INORI 2014 beberapa waktu lalu. Silakan klik link tadi sebagai pembanding. Karena di INORI gue liat topengnya masih berantakan dan nggak rapih, di sini gue bikin lebih rapih. Sebut saja Slender Man Mk. II. Walaupun ini juga belum rapih-rapih amat dan masih butuh edit foto di sana-sini untuk menyamarkan bagian yang nggak rapih. Berikut ini beberapa fotonya.

Menyatu dengan langit.



Malam pun tiba. Karena waktunya pas, ini waktunya untuk berfoto dengan suasana yang lebih horror. Kameko untuk foto-foto ini adalah Sunoto, yang foto bareng gue di dua foto di atas. Credit goes to him.

Welcome to Coffin Struggle.
"Ingat. Buang sampah sembarangan itu nggak keren."
Overall, reception masyarakat mengenai Bandung Japan Festival yang pertama ini sangat baik. Karena rencananya akan jadi acara rutin tahunan, kita tunggu saja seberapa meriahnya event keduanya di tahun depan.